SaHaBaT

12/01/2011

4 BaYi YanG BoLeH BeRBiCaRa DaLam DuNia

Kisah bayi yang dapat berbicara berdasarkan hadis-hadis dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.

1. Isa bin Maryam alaihissalam.
2. Bayi dalam kisah Juraij si ahli ibadah.
3. Bayi di Pangkuan ibunya.
4. Bayi yang akan dilempar ke dalam api.

Adapun 3 bayi yang pertama, tersebut dalam hadits Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau telah bersabda:

“Tidak ada bayi yang dapat berbicara ketika masih berada dalam buaian kecuali tiga bayi:

(1) Isa bin Maryam

Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Qur'an, iaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa". Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci". Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!" Jibril berkata: "Demikianlah. Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan."

Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri bersama kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa dia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak bererti, lagi dilupakan". Maka Jibril menyerunya: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, nescaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini".

Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina", maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?" Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. (Maryam: 16-34)

(2) Bayi dalam kisah Juraij.

Juraij adalah seorang laki-laki yang rajin beribadah. Ia mendirikan tempat peribadatan dan sentiasa beribadah di tempat itu. Ketika sedang melaksanakan solat sunat, tiba-tiba ibunya datang dan memanggilnya; ‘Hai Juraij!’ Juraij bertanya dalam hati; ‘Ya Allah, manakah yang lebih aku utamakan, melanjutkan solatku atau memenuhi panggilan ibuku?’ Akhirnya ia pun meneruskan solatnya itu hingga ibunya merasa kecewa dan beredar. Keesokan harinya, ibunya datang lagi kepadanya sewaktu Juraij sedang melakukan solat sunat.

Kemudian ibunya memanggilnya; ‘Hai Juraij!’ Kata Juraij dalam hati; ‘Ya Allah, manakah yang lebih aku utamakan, memenuhi seruan ibuku atau solatku?’ Lalu Juraij tetap meneruskan solatnya hingga ibunya merasa kecewa dan beredar. Hari berikutnya, ibunya datang lagi ketika Juraij sedang melaksanakan solat sunat. Seperti biasa ibunya memanggil; ‘Hai Juraij!’ Kata Juraij dalam hati; ‘Ya Allah, manakah yang harus aku utamakan, meneruskan solatku atau memenuhi seruan ibuku?’ Namun Juraij tetap meneruskan solatnya dan mengabaikan seruan ibunya. Tentunya hal ini membuat kecewa hati ibunya. Hingga tak lama kemudian ibunya pun berdoa kepada Allah; ‘Ya Allah, janganlah Engkau matikan ia sebelum ia mendapat fitnah dari perempuan pelacur!’ Kaum Bani Israil selalu mendengki dengan Juraij akibat selalu beribadah, hingga ada seorang wanita pelacur yang cantik berkata; ‘Jika kalian ingin membinasakan maruah Juraij di mata masyarakat, maka aku dapat memfitnahnya demi kalian.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun meneruskan sabdanya: ‘

Maka mulailah pelacur itu menggoda dan memujuk Juraij, tetapi Juraij tidak mudah terpedaya dengan godaan pelacur tersebut. Kemudian pelacur itu pergi mendatangi seorang penggembala yang kebetulan sering berteduh di tempat ibadat Juraij. Ternyata wanita tersebut berjaya memperdaya pengembala tersebut hingga lelaki penggembala itu melakukan perzinaan dengannya sampai akhirnya hamil. Setelah melahirkan bayi, wanita pelacur itu berkata kepada masyarakat sekitarnya; ‘Bayi ini adalah hasil perbuatan aku dengan Juraij.’ Mendengar pengakuan wanita itu, masyarakat pun menjadi marah dan benci kepada Juraij.

Kemudian mereka pergi ke rumah ibadat Juraij dan memusnahkannya. Selain itu, mereka pun bersama-sama menghakimi Juraij tanpa bertanya terlebih dahulu kepadanya. Lalu Juraij bertanya kepada mereka; ‘Mengapa kalian lakukan hal ini kepadaku?’ Mereka menjawab; ‘Kami lakukan hal ini kepadamu kerana kamu telah berbuat zina dengan pelacur ini hingga dia melahirkan bayi dari hasil perbuatanmu.’ Juraij berseru; ‘Dimanakah bayi itu?’

Kemudian mereka membawa bayi hasil perbuatan zina itu dan Juraij menyentuh perut bayi itu dengan jari tangannya seraya bertanya; ‘Hai bayi kecil, siapakah sebenarnya ayahmu itu?’ Ajaibnya, bayi terus menjawab; ‘Ayah saya adalah si fulan, seorang penggembala.’ Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: ‘Akhirnya mereka menaruh hormat kepada Juraij. Mereka menciuminya dan mengharap berkat darinya. Setelah itu mereka pun berkata; ‘Kami akan membina kembali tempat ibadahmu ini dengan bahan yang diperbuat daripada emas.’ Namun Juraij menolak dan berkata; ‘Tidak usah, tetapi bina sahaja rumah ibadah seperti biasa yang diperbuat dari tanah liat.’ Akhirnya mereka pun membina semula rumah ibadah itu.

(3) Bayi di Pangkuan Ibunya.

Ada seorang bayi sedang menyusu kepada ibunya, tiba-tiba ada seorang lelaki yang gagah dan berpakaian yang kemas melalui hadapan rumah mereka. Lalu ibu bayi tersebut berkata; ‘Ya Allah ya Tuhanku, jadikanlah anakku ini seperti lelaki yang sedang menaiki kuda itu! ‘Ajaibnya, bayi itu berhenti dari susuannya, lalu menghadap dan memandang kepada lelaki tersebut sambil berkata; ‘Ya Allah ya Tuhanku, janganlah Engkau jadikan aku seperti lelaki itu!’ Setelah itu, bayi tersebut menyambung kembali menyusu.

Abu Hurairah berkata; ‘Sepertinya saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan susuan bayi itu dengan memperagakan jari telunjuk beliau yang dihisap dengan mulut beliau.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meneruskan sabdanya: ‘Pada suatu ketika, ada beberapa orang yang menyeret dan memukul seorang wanita seraya berkata; ‘Kamu wanita tidak tahu diuntung. Kamu telah berzina dan mencuri.’ Tetapi wanita itu tetap teugh dan berkata; ‘Hanya Allahlah penolongku. Sesungguhnya Dialah sebaik-baik penolongku.’ Kemudian ibu bayi itu berkata; ‘Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti wanita itu! ‘Tiba-tiba bayi tersebut berhenti dari susuan ibunya, lalu memandang wanita tersebut seraya berkata; ‘Ya Allah ya Tuhanku, jadikanlah aku sepertinya! ‘

Demikian pernyataan ibu dan bayinya itu terus berlawanan, hingga ibu tersebut berkata kepada bayinya; ‘Celaka kamu hai anakku! Tadi, ada seorang lelaki yang gagah dan menawan melalui hadapan kita, lalu kamu berdoa kepada Allah; ‘Ya Allah, jadikanlah anakku seperti lelaki itu! Namun kamu malah mengatakan; ‘Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti lelaki itu! Kemudian tadi, ketika ada beberapa orang menyeret dan memukul seorang wanita sambil berkata; ‘Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti wanita itu!’ Tetapi kamu malah berkata; ‘Ya Allah, jadikanlah aku seperti wanita itu!’ Mendengar pernyataan ibunya itu, sang bayi pun menjawab; ‘Sesungguhnya lelaki yang gagah itu seorang yang sombong hingga aku mengucapkan; ‘Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti lelaki itu!’ Sementara wanita yang dituduh mencuri dan berzina itu tadi sebenarnya adalah seorang wanita yang solehah, tidak pernah berzina, ataupun mencuri. Oleh kerana itu, aku pun berdoa; ‘Ya Allah, jadikanlah aku seperti wanita itu!” (HR. AL-Bukhari no. 3181 dan Muslim no. 4626)

(4) Sementara bayi keempat tersebut dalam hadis Shuhaib bin Sinan radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Dulu, sebelum kalian ada seorang raja, ia memiliki tukang sihir, sewaktu tukang sihir sudah tua, ia berkata kepada rajanya: ‘Aku sudah tua, kirimlah seorang pemuda kepadaku untuk aku ajari sihir.’ Lalu seorang pemuda datang padanya, ia mengajarkan sihir kepada pemuda itu. Sewaktu dalam perjalanan ke rumah tukang sihir untuk belajar sihir, dia sempat berkunjung ke rumah seorang rahib. Si pemuda itu mendatangi rahib dan mendengar ceramah rahib tersebut, ia kagum akan kata-kata si rahib itu sehingga bila datang kepada si penyihir, dia pasti lewat sehingga dia sering dipukul. Pemuda itu mengadukan hal itu kepada si rahib, ia berkata: ‘Bila tukang sihir hendak memukulmu, katakan: ‘Keluargaku melambatkanku, dan bila kau dimarahi keluargamu, katakan: ‘Si tukang sihir melambatkanku.’ Pada suatu hari dia berjumpa dengan seekor haiwan yang besar yang menghalangi jalan. Dia berkata, ‘Hari ini aku akan tahu, apakah tukang sihir lebih baik ataupun pendeta lebih baik.’ Dia mengambil batu lalu berkata: ‘Ya Allah, jika rahib merupakan orang yang benar dan tukang sihir ialah seorang yang sesat, maka bunuhlah binatang ini dengan izinmu.’ Batu itu dilempar mengenai binatang tersebut dan akhirnya binatang tersebut mati, orang lalu lalang boleh menggunakan jalan itu kembali. Dia memberitahukan hal itu kepada si rahib.

Si rahib berkata: ‘Anakku, sekarang sudah lengkap ilmu kuajarkan, engkau akan mendapat ujian, bila kau mendapat ujian jangan mencariku lagi.’ Si pemuda itu kini boleh menyembuhkan orang buta dan berbagai penyakit. Salah seorang sahabat raja yang buta mendengarnya, dia mendatangi pemuda itu dengan membawa hadiah yang banyak. Dia berkata: ‘Sembuhkan aku dan kau akan mendapat ganjaran ini.’ Pemuda itu berkata: ‘Aku tidak menyembuhkan seorang pun, yang menyembuhkan hanyalah Allah, bila kau beriman padaNya, aku akan berdoa kepadaNya agar menyembuhkanmu.’ Teman si raja itu pun beriman lalu si pemuda itu berdoa kepada Allah lalu dia pun sembuh.

Teman raja itu kemudian mendatangi raja lalu duduk didekatnya. Si raja berkata: ‘Hai fulan, siapa yang menyembuhkan matamu?’ Orang itu menjawab: ‘Tuhankuku.’ Si raja berkata: ‘Kau punya tuhan selainku?’ Orang itu berkata: ‘Tuhanku dan tuhanmu adalah Allah.’ Si raja menangkapnya lalu menyeksanya hingga dia mendedahkan rahsia matanya sembuh. Raja menemui pemuda itu dan berkata: ‘Hai anakku, sihirmu boleh menyembuhkan orang buta, sopak ?’ Pemuda itu berkata: ‘Bukan aku yang menyembuhkan, yang menyembuhkan hanya Allah.’ Si raja menangkapnya dan terus menyeksanya hinggalah rahib pula ditangkap. Si raja mendatangi si rahib lalu berkata: ‘Tinggalkan agamamu.’ Si rahib tidak mahu lalu si raja meminta gergaji kemudian digergajinya tepat di tengah kepalanya hingga terputus dua. Setelah itu sahabat raja pula dikeluarkan dan raja berkata padanya: ‘Tinggalkan agamamu.’ Si sahabat raja juga tidak mahu lalu si raja meminta gergaji kemudian digergajinya tepat di tengah kepalanya hingga terputus dua.

Setelah itu pemuda didatangkan lalu dikatakan padanya: ‘Tinggalkan agamamu.’ Pemuda itu tidak mahu. Lalu si raja memanggil sekelompok tenteranya, raja berkata: ‘Bawalah dia ke gunung, bila ia mahu meninggalkan agamanya (biarkanlah dia) dan bila tidak mahu, lemparkan dari atas gunung.’ Mereka membawanya ke puncak gunung lalu pemuda itu berdoa: ‘Ya Allah, balasilah perbuatan mereka mengikut kehendakMu.’ Gunung akhirnya bergongcang dan semua tentera jatuh. Pemuda itu kembali pulang ke hadapan raja. Raja bertanya: ‘Bagaimana keadaan tenteraku? ‘ Pemuda itu menjawab: ‘Allah menghukum mereka mereka.’ Lalu si raja memanggil lagi sekelompok tenteranya yang lain, raja berkata: ‘Bawalah dia ke tengah laut, bila dia mahu meninggalkan agamanya (bawalah dia pulang) dan bila ia tidak mahu meninggalkannya, buang di tengah laut.’ Mereka membawanya ke tengah laut lalu pemuda itu berdoa: ‘Ya Allah, balasilah perbuatan mereka mengikut kehendakMu.’ Akhirnya perahu dilanda ombak dan terbalik dan mereka semua tenggelam. Pemuda itu pulang ke hadapan raja, raja bertanya: Bagaimana keadaan tenteraku? ‘

Pemuda itu menjawab: ‘Allah membalas perbuatan jahat mereka.’ Setelah itu dia berkata kepada raja: ‘Kau tidak akan boleh membunuhku hingga kau mahu melakukan yang aku perintahkan, ‘ Raja bertanya: ‘Apa yang kau mahukan? ‘ Pemuda itu berkata: ‘Kumpulkan semua orang ditanah luas lalu saliblah aku diatas pelepah, ambillah anak panah dari sarung panahku lalu ucapkan: ‘Dengan nama Allah, tuhan pemuda ini.’ Bila kau melakukannya kau akan dapat membunuhku.’ Akhirnya raja itu melakukannya. Ia meletakkan anak panah ditengah-tengah busur lalu dilepaskan seraya berkata: ‘Dengan nama Allah, tuhan pemuda ini.’ Anak panah akhirnya singgah di dahi pemuda itu lalu pemuda itu kemudian syahid. Orang-orang berkata: ‘Kami beriman dengan tuhan pemuda itu.’

Kemudian dikhabarkan kepada raja dan Si raja kemudian memerintah untuk dibuat parit di tepi-tepi jalan kemudian diletakkan api. Raja berkata: ‘Siapa pun yang tidak meninggalkan agamanya, akan dipanggang didalamnya.’ Mereka terus membunuh sehinggalah datang seorang wanita bersama anaknya, dia tidak sampai hati untuk terjun apabila memandang bayi dikendongnya, lalu si bayi itu berkata: ‘Ibuku, bersabarlah, sesungguhnya engkau berada diatas kebenaran.“ (HR. Muslim no. 5327)

IsLaM ThE WaY oF LiFe...

Tiada ulasan: