Allah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Di setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu
Ibnu Mubarak mengatakan bahawa Khalid bin Ma'dan berkata kepada sahabat Mu'adz bin Jabal RA, "Ceritakanlah satu hadis yang kau dengar dari Rasulullah SAW, yang kau menghafalnya dan setiap hari kau mengingatnya lantaran kerana keras, halus, dan dalamnya makna hadis tersebut. Hadis manakah yang menurut pendapatmu paling penting ?"
Mu'adz menjawab, "Baiklah, akan kuceritakan: " Sesaat kemudian, ia pun menangis hingga lama sekali, lalu ia bertutur, "hmm, sungguh rindunya hati ini kepada Rasulullah SAW, ingin rasanya segera bersua dengan baginda."
Ia melanjutkan, "Suatu ketika aku menghadap Rasulullah SAW. Baginda menunggangi seekor unta dan menyuruhku naik dibelakangnya, maka berangkatlah kami dengan unta tersebut. Kemudian baginda memalingkan wajahnya ke langit, dan berdoa, "Puji syukur kehadrat Allah, Yang Maha Berkehendak kepada makhluk-Nya menurut kehendak-Nya."
Kemudian baginda SAW berkata, "sekarang aku akan mengisahkan satu cerita kepadamu yang apabila engkau hafalkan, akan berguna bagimu, tapi kalau engkau melupakannya, engkau tidak akan mempunyai hujah kelak di hadapan Allah SWT.
AMAL YANG TERTOLAK
"Hai, Mu'adz! Allah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Pada setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu, dan tiap-tiap pintu langit itu dijaga oleh malaikat penjaga pintu sesuai kadar pintu dan keagungannya.
Maka, Malaikat hafazhah (malaikat yang memelihara dan mencatat amal seseorang) naik ke langit dengan membawa amal seseorang yang cahayanya bersinar-sinar bagaikan cahaya matahari. Ia, yang menganggap amal orang tersebut banyak, memuji amal-amal orang itu. Tapi, sampai di pintu langit pertama, berkata malaikat penjaga pintu langit itu kepada malaikat hafazhah, "Tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya, aku ini penjaga tukang pengumpat, aku diperintahkan untuk tidak menerima masuk tukang mengumpat orang lain. Jangan sampai amal ini melepasiku untuk mencapai langit berikutnya."
Keesokan harinya, ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke langit dengan membawa amal soleh yang lain yang cahayanya berkilauan. Ia juga memujinya lantaran begitu banyaknya amal tersebut. Namun malaikat di langit kedua mengatakan, "Berhentilah, dan tamparkan amal ini ke wajah pemiliknya, sebab dengan amalnya itu dia mengharap keduniaan. Allah memerintahkanku untuk menahan amal seperti ini, jangan sampai lewat hingga hari berikutnya." Maka seluruh malaikat pun melaknat orang tersebut sampai senja hari.
Kemudian ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke langit dengan membawa amal hamba Allah yang sangat memuaskan, dipenuhi amal sedekah, puasa, dan bermacam-macam kebaikan yang oleh malaikat hafazhah dianggap demikian banyak dan terpuji. Namun sewaktu sampai di langit ketiga berkata malaikat penjaga pintu langit yang ketiga, "Tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya, aku malaikat penjaga orang yang sombong. Allah memerintahkanku untuk tidak menerima orang sombong masuk. Jangan sampai amal ini melepasiku untuk mencapai langit berikutnya. Salahnya sendiri ia menyombongkan dirinya di tengah-tengah orang lain.
Kemudian ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke langit keempat, membawa amal seseorang yang bersinar bagaikan bintang yang paling besar, suaranya bergemuruh, penuh dengan tasbih, puasa, solat, haji, dan umrah. Tapi, ketika sampai di langit keempat, malaikat penjaga pintu langit keempat mengatakan kepada malaikat hafazhah, "Berhentilah, jangan diteruskan perjalananmu. Tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya, aku ini penjaga orang -orang yang suka ujub (membanggakan diri). Aku diperintahkan untuk tidak menerima masuk amal tukang ujub. Jangan sampai amal itu melepasiku untuk mencapai langit yang berikutnya, sebab ia kalau beramal selalu ujub.
Kemudian naik lagi malaikat hafazhah ke langit kelima, membawa amal hamba yang diarak bagaikan pengantin wanita diiring kepada suaminya, amal yang begitu bagus, seperti amal jihad, ibadah haji, ibadah umrah. Cahaya amal itu bagaikan matahari. Namun, begitu sampai di langit kelima, berkata malaikat penjaga pintu langit kelima, "Aku ini penjaga sifat hasad (dengki, iri hati). Pemilik amal ini, yang amalnya sedemikian bagus, suka hasad kepada orang lain atas kenikmatan yang Allah berikan kepadanya. Sungguh ia benci kepada apa yang diredhai Allah SWT. Saya diperintahkan agar tidak membiarkan amal orang seperti ini untuk melepasi pintuku menuju pintu selanjutnya.."
Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik dengan membawa amal lain berupa wuduk yang sempurna, solat yang banyak, puasa, haji, dan umrah. Tapi sewaktu ia sampai di langit keenam, malaikat penjaga pintu ini mengatakan, "Aku ini malaikat penjaga rahmat. Amal yang seolah-olah bagus ini, tamparkanlah ke wajah pemiliknya. Salah sendiri ia tidak pernah mengasihi orang. Apabila ada orang lain yang mendapat musibah, ia merasa senang. Aku diperintahkan agar amal seperti ini tidak melepasiku hingga dapat sampai pada pintu berikutnya."
Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik ke langit ketujuh dengan membawa amal seorang hamba berupa bermacam-macam sedekah, puasa, solat, jihad, dan kewarakan. Suaranya pun bergemuruh bagaikan gendang. Cahayanya bagaikan malaikat. Namun tatkala sampai di langit yang ketujuh, malaikat penjaga langit ketujuh mengatakan, "Aku ini penjaga sum'at (ingin terkenal/Riya). Sesungguhnya orang ini ingin masyhur dan popular, selalu ingin kelihatan lebih unggul daripada orang lain, dan ingin mendapatkan pengaruh dari para pemimpin. Allah memerintahkanku agar amalnya itu tidak melepasiku. Setiap amal yang tidak bersih kerana Allah, itulah yang disebut Riya. Allah tak akan menerima amal orang-orang yang riya."
Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik membawa amal seorang hamba : solat, zakat, puasa, haji, umrah, akhlak yang baik, pendiam, tidak banyak bicara, berzikir kepada Allah. Amalnya itu diiringi para malaikat hingga langit ketujuh, bahkan sampai menerobos memasuki hijab-hijab dan sampailah kehadapan Allah.
Para malaikat itu berdiri dihadapan Allah. Semua menyaksikan bahwa amal ini adalah amal yang soleh dan ikhlas kerana Allah SWT. Namun Allah berfirman, " Kalian adalah hafazhah, pencatat amal-amal hambaKu. Sedangkan Akulah yang mengintip hatinya. Amal ini tidak keranaKu, yang diniatkan oleh si pemilik amal ini bukanlah Aku. Amal ini tidak diikhlaskan demi Aku. Aku lebih mengetahui dari kalian apa yang dimaksud olehnya dengan amalan itu. Aku laknat dia, kerana menipu orang lain, dan juga menipu kalian (para malaikat hafazhah), tapi Aku takkan tertipu olehnya.
Aku ini yang paling tahu akan hal-hal yang ghaib. Akulah yang melihat isi hatinya, dan tidak akan samar kepadaKu setiap apapun yang samar. Tidak akan tersembunyi bagiKu setiap apapun yang tersembunyi. PengetahuanKu atas apa yang telah terjadi sama dengan pengetahuanKu akan apa yang akan terjadi. PengetahuanKu atas apa yang telah lepas sama dengan pengetahuanKu atas apa yang akan datang. PengetahuanKu kepada orang-orang terdahulu sebagaimana pengetahuanKu kepada orang-orang yang kemudian. Aku lebih tahu atas apapun yang tersamar daripada rahsia. Bagaimana amal hambaKu menipuKu. Dia boleh menipu makhluk-makhluk yang tidak tahu, sedangkan Aku ini Yang Mengetahui hal-hal yang ghaib. LaknatKu tetap kepadanya.
Tujuh malaikat hafazhah yang ada pada waktu itu dan juga 3000 malaikat lain yang mengiringinya terkesima, "Wahai Tuhan kami, dengan demikian tetaplah laknatMu dan laknat kami kepadanya." Maka, semua yang ada di langit pun mengatakan, "Tetapkanlah laknat Allah dan laknat mereka yang melaknat kepadanya."
TAHANLAH MULUTMU
Mu'adz pun kemudian menangis terisak-isak dan berkata, "Ya Rasulullah, bagaimana boleh aku selamat dari apa yang baru engkau ceritakan itu.?"
Rasulullah SAW menjawab, " Wahai Mu'adz, ikutilah nabimu dalam hal keyakinan.!" Mu'adz berkata lagi, 'Wahai Tuan, engkau adalah Rasulullah. Sedangkan aku ini hanyalah si Mu'adz bin Jabal, bagaimana aku dapat selamat dan terlepas dari bahaya tersebut?"
Rasulullah SAW bersabda: "Seandainya dalam amalmu ada kurangnya, tahanlah mulutmu, jangan sampai mengutuk orang lain, dan juga saudara-saudaramu sesama islam dan alim. Apabila engkau hendak mengutuk orang lain, ingatlah pada dirimu sendiri. Sebagaimana engkau tahu dirimu pun penuh dengan aib. Jangan membersihkan dirimu dengan mengutuk orang lain. Jangan mengangkat dirimu sendiri dengan menindas hak orang lain. Jangan Riya dengan amalmu agar diketahui orang lain. Janganlah termasuk golongan orang yang mementingkan dunia dengan melupakan akhirat. Kamu jangan berbisik-bisik dengan seseorang padahal disebelahmu ada orang lain yang tidak diajak berbisik.
Jangan takabur dengan orang lain, nanti akan hilang bagimu kebaikan dunia dan akhirat. Jangan berkata kasar dalam suatu majlis dengan maksud supaya orang-orang takut akan keburukan akhlakmu itu. Jangan ungkit-mengungkit apabila berbuat kebaikan. Jangan merobek-robek (maruah) orang lain dengan mulutmu, kelak kamu akan dirobek-robek oleh anjing-anjing neraka jahanam, sebagaimana firman Allah, "Wannaasyithaati nasythaa." (Di neraka itu ada anjing-anjing perobek badan-badan manusia, yang mengoyak-ngoyak daging dari tulangnya.)
Aku (Mu'adz) berkata : "Ya Rasulullah, siapa yang akan kuat menanggung penderitaan semacam ini ?" Jawab Rasulullah SAW, Wahai Mu'adz, yang kuceritakan tadi itu akan mudah bagi mereka yang dimudahkan oleh Allah SWT. Cukup untuk mendapatkan semua itu, engkau menyayangi orang lain sebagaimana engkau menyayangi dirimu sendiri, dan membenci sesuatu terjadi kepada orang lain sepertimana engkau benci bila sesuatu itu terjadi kepadamu sendiri. Apabila seperti itu, engkau akan selamat, terhindar dari penderitaan itu."
Khalid bin Ma'dan (yang meriwayatkan hadis itu dari Mu'adz RA) mengatakan, "Mu'adz sering membaca hadis ini sebagaimana seringnya ia membaca Al-Qur'an, mempelajari hadis ini sebagaimana ia mempelajari Al-Qur'an dalam setiap majlis ilmunya."
KESIMPULAN
1. Allah SWT menciptakan Malaikat yang bertugas menjaga 7 pintu langit sebelum sampai ke hadapan singgahsanaNya.
2. Diantara Malaikat penjaga pintu itu mempunyai tugas memeriksa amalan seseorang yang dibawa oleh Malaikat Hafazhah (malaikat pembawa catatan amalan manusia) sebagai berikut :
- Malaikat Penjaga Pintu Langit Pertama : Malaikat yang diperintahkan untuk tidak menerima masuk amalan tukang mengumpat orang lain.
- Malaikat Penjaga Pintu Langit Kedua : Malaikat yang diperintahkan untuk tidak menerima amalan seseorang yang mengharap keduniaan bukan semata kerana Allah.
- Malaikat Penjaga Pintu Langit Ketiga : Malaikat yang diperintahkan untuk tidak menerima masuknya amalan orang yang sombong.
- Malaikat Penjaga Pintu Langit Keempat : Malaikat yang diperintahkan untuk tidak menerima amalannya orang -orang yang suka ujub (membanggakan diri).
- Malaikat Penjaga Pintu Langit Kelima : Malaikat yang diperintahkan untuk tidak menerima amalannya orang-orang suka hasad (dengki) kepada orang lain atas kenikmatan yang Allah berikan kepadanya.
- Malaikat Penjaga Pintu Langit Keenam : Malaikat yang diperintahkan untuk tidak menerima amalannya orang-orang yang tidak pernah mengasihi orang.
- Malaikat Penjaga Pintu Langit Ketujuh : Malaikat yang diperintahkan untuk tidak menerima amalannya orang-orang yang ingin dikenali masyarakat umum, selalu ingin kelihatan lebih unggul didalam sesebuah kumpulan, dan ingin mendapatkan pengaruh dari para pemimpin.
3. Terlepas dari penjagaan pintu ketujuh ini , amalan akan dihisah sendiri oleh Allah SWT. Allah berfirman, "Kalian adalah hafazhah, pencatat amal-amal hambaKu. Sedangkan Akulah yang mengintip hatinya. Amal ini tidak keranaKu. Yang dimaksud oleh si pemilik amal ini dalam ibadahnya bukanlah Aku. Amal ini tidak diikhlaskan demi Aku. Aku lebih mengetahui dari kalian apa yang dimaksud olehnya dengan amalan itu. Aku laknat dia, kerana menipu orang lain, dan juga menipu kalian (para malaikat hafazhah).
4. Untuk selamat dari hal-hal diatas ; maka yang diperlukan adalah : MENJAGA MULUT sebagaimana hadist Rasullullah SAW. Rasulullah SAW bersabda: "Seandainya dalam amalmu ada kekurangan, tahanlah mulutmu, jangan sampai mengutuk orang lain, dan juga saudara-saudaramu sesama orang warak (alim ulama’). Apabila engkau hendak mengutuk orang lain, ingatlah pada dirimu sendiri. Sebagaimana engkau tahu dirimu pun penuh dengan aib. Jangan membersihkan dirimu dengan mengutuk orang lain. Jangan mengangkat dirimu sendiri dengan menindas hak orang lain.
Jangan Riya’ dengan amalmu supaya diketahui orang lain. Janganlah termasuk golongan orang yang mementingkan dunia dengan melupakan akhirat. Kamu jangan berbisik-bisik dengan seseorang padahal disebelahmu ada orang lain yang tidak diajak berbisik. Jangan takabur kepada orang lain, nanti akan hilang bagimu kebaikan dunia dan akhirat. Jangan berkata kasar dalam suatu majlis dengan maksud supaya orang-orang takut akan keburukan akhlakmu itu. Jangan ungkit-mengungkit apabila berbuat kebaikan. Jangan merobek-robek (maruah) orang lain dengan mulutmu, kelak kamu akan dirobek-robek oleh anjing-anjing neraka jahanam, sebagaimana firman Allah, "Wannaasyithaati nasythaa." (Di neraka itu ada anjing-anjing perobek badan-badan manusia, yang mengoyak-ngoyak daging dari tulangnya.)
Aku (Mu'adz) berkata : "Ya Rasulullah, siapa yang akan kuat menanggung penderitaan semacam ini ?" Jawab Rasulullah SAW, Wahai Mu'adz, yang kuceritakan tadi itu akan mudah bagi mereka yang dimudahkan oleh Allah SWT. Cukup untuk mendapatkan semua itu, engkau menyayangi orang lain sebagaimana engkau menyayangi dirimu sendiri, dan membenci sesuatu terjadi kepada orang lain sepertimana engkau benci bila sesuatu itu terjadi kepadamu. Apabila seperti itu, engkau akan selamat, terhindar dari penderitaan itu.
5. Sebagai anjuran : "Mu'adz sering membaca hadis ini sebagaimana seringnya ia membaca Al-Qur'an, mempelajari hadis ini sebagaimana ia mempelajari Al-Qur'an dalam majlis ilmunya."
IsLaM : The WaY oF LiFe
Ibnu Mubarak mengatakan bahawa Khalid bin Ma'dan berkata kepada sahabat Mu'adz bin Jabal RA, "Ceritakanlah satu hadis yang kau dengar dari Rasulullah SAW, yang kau menghafalnya dan setiap hari kau mengingatnya lantaran kerana keras, halus, dan dalamnya makna hadis tersebut. Hadis manakah yang menurut pendapatmu paling penting ?"
Mu'adz menjawab, "Baiklah, akan kuceritakan: " Sesaat kemudian, ia pun menangis hingga lama sekali, lalu ia bertutur, "hmm, sungguh rindunya hati ini kepada Rasulullah SAW, ingin rasanya segera bersua dengan baginda."
Ia melanjutkan, "Suatu ketika aku menghadap Rasulullah SAW. Baginda menunggangi seekor unta dan menyuruhku naik dibelakangnya, maka berangkatlah kami dengan unta tersebut. Kemudian baginda memalingkan wajahnya ke langit, dan berdoa, "Puji syukur kehadrat Allah, Yang Maha Berkehendak kepada makhluk-Nya menurut kehendak-Nya."
Kemudian baginda SAW berkata, "sekarang aku akan mengisahkan satu cerita kepadamu yang apabila engkau hafalkan, akan berguna bagimu, tapi kalau engkau melupakannya, engkau tidak akan mempunyai hujah kelak di hadapan Allah SWT.
AMAL YANG TERTOLAK
"Hai, Mu'adz! Allah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Pada setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu, dan tiap-tiap pintu langit itu dijaga oleh malaikat penjaga pintu sesuai kadar pintu dan keagungannya.
Maka, Malaikat hafazhah (malaikat yang memelihara dan mencatat amal seseorang) naik ke langit dengan membawa amal seseorang yang cahayanya bersinar-sinar bagaikan cahaya matahari. Ia, yang menganggap amal orang tersebut banyak, memuji amal-amal orang itu. Tapi, sampai di pintu langit pertama, berkata malaikat penjaga pintu langit itu kepada malaikat hafazhah, "Tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya, aku ini penjaga tukang pengumpat, aku diperintahkan untuk tidak menerima masuk tukang mengumpat orang lain. Jangan sampai amal ini melepasiku untuk mencapai langit berikutnya."
Keesokan harinya, ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke langit dengan membawa amal soleh yang lain yang cahayanya berkilauan. Ia juga memujinya lantaran begitu banyaknya amal tersebut. Namun malaikat di langit kedua mengatakan, "Berhentilah, dan tamparkan amal ini ke wajah pemiliknya, sebab dengan amalnya itu dia mengharap keduniaan. Allah memerintahkanku untuk menahan amal seperti ini, jangan sampai lewat hingga hari berikutnya." Maka seluruh malaikat pun melaknat orang tersebut sampai senja hari.
Kemudian ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke langit dengan membawa amal hamba Allah yang sangat memuaskan, dipenuhi amal sedekah, puasa, dan bermacam-macam kebaikan yang oleh malaikat hafazhah dianggap demikian banyak dan terpuji. Namun sewaktu sampai di langit ketiga berkata malaikat penjaga pintu langit yang ketiga, "Tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya, aku malaikat penjaga orang yang sombong. Allah memerintahkanku untuk tidak menerima orang sombong masuk. Jangan sampai amal ini melepasiku untuk mencapai langit berikutnya. Salahnya sendiri ia menyombongkan dirinya di tengah-tengah orang lain.
Kemudian ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke langit keempat, membawa amal seseorang yang bersinar bagaikan bintang yang paling besar, suaranya bergemuruh, penuh dengan tasbih, puasa, solat, haji, dan umrah. Tapi, ketika sampai di langit keempat, malaikat penjaga pintu langit keempat mengatakan kepada malaikat hafazhah, "Berhentilah, jangan diteruskan perjalananmu. Tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya, aku ini penjaga orang -orang yang suka ujub (membanggakan diri). Aku diperintahkan untuk tidak menerima masuk amal tukang ujub. Jangan sampai amal itu melepasiku untuk mencapai langit yang berikutnya, sebab ia kalau beramal selalu ujub.
Kemudian naik lagi malaikat hafazhah ke langit kelima, membawa amal hamba yang diarak bagaikan pengantin wanita diiring kepada suaminya, amal yang begitu bagus, seperti amal jihad, ibadah haji, ibadah umrah. Cahaya amal itu bagaikan matahari. Namun, begitu sampai di langit kelima, berkata malaikat penjaga pintu langit kelima, "Aku ini penjaga sifat hasad (dengki, iri hati). Pemilik amal ini, yang amalnya sedemikian bagus, suka hasad kepada orang lain atas kenikmatan yang Allah berikan kepadanya. Sungguh ia benci kepada apa yang diredhai Allah SWT. Saya diperintahkan agar tidak membiarkan amal orang seperti ini untuk melepasi pintuku menuju pintu selanjutnya.."
Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik dengan membawa amal lain berupa wuduk yang sempurna, solat yang banyak, puasa, haji, dan umrah. Tapi sewaktu ia sampai di langit keenam, malaikat penjaga pintu ini mengatakan, "Aku ini malaikat penjaga rahmat. Amal yang seolah-olah bagus ini, tamparkanlah ke wajah pemiliknya. Salah sendiri ia tidak pernah mengasihi orang. Apabila ada orang lain yang mendapat musibah, ia merasa senang. Aku diperintahkan agar amal seperti ini tidak melepasiku hingga dapat sampai pada pintu berikutnya."
Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik ke langit ketujuh dengan membawa amal seorang hamba berupa bermacam-macam sedekah, puasa, solat, jihad, dan kewarakan. Suaranya pun bergemuruh bagaikan gendang. Cahayanya bagaikan malaikat. Namun tatkala sampai di langit yang ketujuh, malaikat penjaga langit ketujuh mengatakan, "Aku ini penjaga sum'at (ingin terkenal/Riya). Sesungguhnya orang ini ingin masyhur dan popular, selalu ingin kelihatan lebih unggul daripada orang lain, dan ingin mendapatkan pengaruh dari para pemimpin. Allah memerintahkanku agar amalnya itu tidak melepasiku. Setiap amal yang tidak bersih kerana Allah, itulah yang disebut Riya. Allah tak akan menerima amal orang-orang yang riya."
Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik membawa amal seorang hamba : solat, zakat, puasa, haji, umrah, akhlak yang baik, pendiam, tidak banyak bicara, berzikir kepada Allah. Amalnya itu diiringi para malaikat hingga langit ketujuh, bahkan sampai menerobos memasuki hijab-hijab dan sampailah kehadapan Allah.
Para malaikat itu berdiri dihadapan Allah. Semua menyaksikan bahwa amal ini adalah amal yang soleh dan ikhlas kerana Allah SWT. Namun Allah berfirman, " Kalian adalah hafazhah, pencatat amal-amal hambaKu. Sedangkan Akulah yang mengintip hatinya. Amal ini tidak keranaKu, yang diniatkan oleh si pemilik amal ini bukanlah Aku. Amal ini tidak diikhlaskan demi Aku. Aku lebih mengetahui dari kalian apa yang dimaksud olehnya dengan amalan itu. Aku laknat dia, kerana menipu orang lain, dan juga menipu kalian (para malaikat hafazhah), tapi Aku takkan tertipu olehnya.
Aku ini yang paling tahu akan hal-hal yang ghaib. Akulah yang melihat isi hatinya, dan tidak akan samar kepadaKu setiap apapun yang samar. Tidak akan tersembunyi bagiKu setiap apapun yang tersembunyi. PengetahuanKu atas apa yang telah terjadi sama dengan pengetahuanKu akan apa yang akan terjadi. PengetahuanKu atas apa yang telah lepas sama dengan pengetahuanKu atas apa yang akan datang. PengetahuanKu kepada orang-orang terdahulu sebagaimana pengetahuanKu kepada orang-orang yang kemudian. Aku lebih tahu atas apapun yang tersamar daripada rahsia. Bagaimana amal hambaKu menipuKu. Dia boleh menipu makhluk-makhluk yang tidak tahu, sedangkan Aku ini Yang Mengetahui hal-hal yang ghaib. LaknatKu tetap kepadanya.
Tujuh malaikat hafazhah yang ada pada waktu itu dan juga 3000 malaikat lain yang mengiringinya terkesima, "Wahai Tuhan kami, dengan demikian tetaplah laknatMu dan laknat kami kepadanya." Maka, semua yang ada di langit pun mengatakan, "Tetapkanlah laknat Allah dan laknat mereka yang melaknat kepadanya."
TAHANLAH MULUTMU
Mu'adz pun kemudian menangis terisak-isak dan berkata, "Ya Rasulullah, bagaimana boleh aku selamat dari apa yang baru engkau ceritakan itu.?"
Rasulullah SAW menjawab, " Wahai Mu'adz, ikutilah nabimu dalam hal keyakinan.!" Mu'adz berkata lagi, 'Wahai Tuan, engkau adalah Rasulullah. Sedangkan aku ini hanyalah si Mu'adz bin Jabal, bagaimana aku dapat selamat dan terlepas dari bahaya tersebut?"
Rasulullah SAW bersabda: "Seandainya dalam amalmu ada kurangnya, tahanlah mulutmu, jangan sampai mengutuk orang lain, dan juga saudara-saudaramu sesama islam dan alim. Apabila engkau hendak mengutuk orang lain, ingatlah pada dirimu sendiri. Sebagaimana engkau tahu dirimu pun penuh dengan aib. Jangan membersihkan dirimu dengan mengutuk orang lain. Jangan mengangkat dirimu sendiri dengan menindas hak orang lain. Jangan Riya dengan amalmu agar diketahui orang lain. Janganlah termasuk golongan orang yang mementingkan dunia dengan melupakan akhirat. Kamu jangan berbisik-bisik dengan seseorang padahal disebelahmu ada orang lain yang tidak diajak berbisik.
Jangan takabur dengan orang lain, nanti akan hilang bagimu kebaikan dunia dan akhirat. Jangan berkata kasar dalam suatu majlis dengan maksud supaya orang-orang takut akan keburukan akhlakmu itu. Jangan ungkit-mengungkit apabila berbuat kebaikan. Jangan merobek-robek (maruah) orang lain dengan mulutmu, kelak kamu akan dirobek-robek oleh anjing-anjing neraka jahanam, sebagaimana firman Allah, "Wannaasyithaati nasythaa." (Di neraka itu ada anjing-anjing perobek badan-badan manusia, yang mengoyak-ngoyak daging dari tulangnya.)
Aku (Mu'adz) berkata : "Ya Rasulullah, siapa yang akan kuat menanggung penderitaan semacam ini ?" Jawab Rasulullah SAW, Wahai Mu'adz, yang kuceritakan tadi itu akan mudah bagi mereka yang dimudahkan oleh Allah SWT. Cukup untuk mendapatkan semua itu, engkau menyayangi orang lain sebagaimana engkau menyayangi dirimu sendiri, dan membenci sesuatu terjadi kepada orang lain sepertimana engkau benci bila sesuatu itu terjadi kepadamu sendiri. Apabila seperti itu, engkau akan selamat, terhindar dari penderitaan itu."
Khalid bin Ma'dan (yang meriwayatkan hadis itu dari Mu'adz RA) mengatakan, "Mu'adz sering membaca hadis ini sebagaimana seringnya ia membaca Al-Qur'an, mempelajari hadis ini sebagaimana ia mempelajari Al-Qur'an dalam setiap majlis ilmunya."
KESIMPULAN
1. Allah SWT menciptakan Malaikat yang bertugas menjaga 7 pintu langit sebelum sampai ke hadapan singgahsanaNya.
2. Diantara Malaikat penjaga pintu itu mempunyai tugas memeriksa amalan seseorang yang dibawa oleh Malaikat Hafazhah (malaikat pembawa catatan amalan manusia) sebagai berikut :
- Malaikat Penjaga Pintu Langit Pertama : Malaikat yang diperintahkan untuk tidak menerima masuk amalan tukang mengumpat orang lain.
- Malaikat Penjaga Pintu Langit Kedua : Malaikat yang diperintahkan untuk tidak menerima amalan seseorang yang mengharap keduniaan bukan semata kerana Allah.
- Malaikat Penjaga Pintu Langit Ketiga : Malaikat yang diperintahkan untuk tidak menerima masuknya amalan orang yang sombong.
- Malaikat Penjaga Pintu Langit Keempat : Malaikat yang diperintahkan untuk tidak menerima amalannya orang -orang yang suka ujub (membanggakan diri).
- Malaikat Penjaga Pintu Langit Kelima : Malaikat yang diperintahkan untuk tidak menerima amalannya orang-orang suka hasad (dengki) kepada orang lain atas kenikmatan yang Allah berikan kepadanya.
- Malaikat Penjaga Pintu Langit Keenam : Malaikat yang diperintahkan untuk tidak menerima amalannya orang-orang yang tidak pernah mengasihi orang.
- Malaikat Penjaga Pintu Langit Ketujuh : Malaikat yang diperintahkan untuk tidak menerima amalannya orang-orang yang ingin dikenali masyarakat umum, selalu ingin kelihatan lebih unggul didalam sesebuah kumpulan, dan ingin mendapatkan pengaruh dari para pemimpin.
3. Terlepas dari penjagaan pintu ketujuh ini , amalan akan dihisah sendiri oleh Allah SWT. Allah berfirman, "Kalian adalah hafazhah, pencatat amal-amal hambaKu. Sedangkan Akulah yang mengintip hatinya. Amal ini tidak keranaKu. Yang dimaksud oleh si pemilik amal ini dalam ibadahnya bukanlah Aku. Amal ini tidak diikhlaskan demi Aku. Aku lebih mengetahui dari kalian apa yang dimaksud olehnya dengan amalan itu. Aku laknat dia, kerana menipu orang lain, dan juga menipu kalian (para malaikat hafazhah).
4. Untuk selamat dari hal-hal diatas ; maka yang diperlukan adalah : MENJAGA MULUT sebagaimana hadist Rasullullah SAW. Rasulullah SAW bersabda: "Seandainya dalam amalmu ada kekurangan, tahanlah mulutmu, jangan sampai mengutuk orang lain, dan juga saudara-saudaramu sesama orang warak (alim ulama’). Apabila engkau hendak mengutuk orang lain, ingatlah pada dirimu sendiri. Sebagaimana engkau tahu dirimu pun penuh dengan aib. Jangan membersihkan dirimu dengan mengutuk orang lain. Jangan mengangkat dirimu sendiri dengan menindas hak orang lain.
Jangan Riya’ dengan amalmu supaya diketahui orang lain. Janganlah termasuk golongan orang yang mementingkan dunia dengan melupakan akhirat. Kamu jangan berbisik-bisik dengan seseorang padahal disebelahmu ada orang lain yang tidak diajak berbisik. Jangan takabur kepada orang lain, nanti akan hilang bagimu kebaikan dunia dan akhirat. Jangan berkata kasar dalam suatu majlis dengan maksud supaya orang-orang takut akan keburukan akhlakmu itu. Jangan ungkit-mengungkit apabila berbuat kebaikan. Jangan merobek-robek (maruah) orang lain dengan mulutmu, kelak kamu akan dirobek-robek oleh anjing-anjing neraka jahanam, sebagaimana firman Allah, "Wannaasyithaati nasythaa." (Di neraka itu ada anjing-anjing perobek badan-badan manusia, yang mengoyak-ngoyak daging dari tulangnya.)
Aku (Mu'adz) berkata : "Ya Rasulullah, siapa yang akan kuat menanggung penderitaan semacam ini ?" Jawab Rasulullah SAW, Wahai Mu'adz, yang kuceritakan tadi itu akan mudah bagi mereka yang dimudahkan oleh Allah SWT. Cukup untuk mendapatkan semua itu, engkau menyayangi orang lain sebagaimana engkau menyayangi dirimu sendiri, dan membenci sesuatu terjadi kepada orang lain sepertimana engkau benci bila sesuatu itu terjadi kepadamu. Apabila seperti itu, engkau akan selamat, terhindar dari penderitaan itu.
5. Sebagai anjuran : "Mu'adz sering membaca hadis ini sebagaimana seringnya ia membaca Al-Qur'an, mempelajari hadis ini sebagaimana ia mempelajari Al-Qur'an dalam majlis ilmunya."
IsLaM : The WaY oF LiFe
3 ulasan:
minta izin share. terima kasih. =)
Syukra jazilan, silakan share dgn kawan2 yer, semoga ianya bermanfaat kepada kita smua, amiin....
Syukran jazilan dgn nukilan hadis ini.hrp anda mengambil pengajaran dalam kehidupan seharian.Di dalam blog panji langit pun ada kisah hadis ini.sila lah buka blog tersebut banyak pengajaran yang anda boleh perolehi.siap ada video ceramah lg.assalaamualaikum..
Catat Ulasan