SaHaBaT

9/07/2007

Bagaimana Jin Dihadirkan

Ada cukup banyak cara dan sangat bervariatif, yang semuanya mengandung kesyirikan atau kekufuran nyata. Dan insya Allah, saya akan menyebutkan sebagian diantaranya, yakni delapan cara yang disertai dengan jenis kesyirikan atau kekufuran yang terkandung pada setiap cara tersebut secara ringkas. [1] Hal itu sengaja saya kemukakan, karena sebagian kaum muslimin banyak yang tidak bisa membedakan antara penyembuhan secara Qur-ani dengan penyembuhan secara sihir (juga). Yang pertama adalah cara imani (keimanan) dan yang kedua cara syaithani (atas petunjuk syaitan). Dan masalahnya akan semakin kabur bagi orang-orang tidak berilmu, di mana tukang sihir itu membacakan mantra dengan pelan sementara dia akan membaca ayat al-Qur’an dengan kencang dan terdengar oleh pasien sehingga pasien mengira orang tersebut mengobatinya dengan menggunakan ayat-ayat al-Qur’an, padahal kenyataannya tidak demikian. Sehingga si pasien itu akan menerima perintah tukang sihir sepenuhnya.

Dan tujuan dari penyampaian dan penjelasan cara ini adalah untuk memperingatkan kaum muslimin agar mereka berhati-hati terhadap berbagai jalan kejahatan dan kesesatan, dan agar tampak jelas jalan orang-orang yang berbuat kejahatan.

PERTAMA : CARA IQSAM [BERSUMPAH ATAS NAMA JIN DAN SYAITHAN].
Menurut cara ini, tukang sihir akan masuk ruangan yang gelap, lalu meyalakan api dan kemudian di atas api itu diletakan semacam dupa sesuai dengan objek yang diminta. Jika dia ingin melakukan pemisahan atau permusuhan dan kebencian atau yang semisalnya, maka dia akan meletakkan di atas api itu dupa yang mempunyai bau yang tidak sedap. Dan jika dia hendak mempertemukan cinta atau melepaskan ikatan yang menghalangi suami mencampuri istrinya atau untuk menghilangkan sihir, maka dia akan meletakkan dupa yang mempunyai bau yang wangi. Selanjutnya, tukang sihir akan mulai membaca mantra yang berbau kesyirikan, yaitu bacaan-bacaan tertentu yang mengandung sumpah kepada jin dengan mengatasnamakan pemuka mereka dan meminta mereka dengan menyebut pemuka mereka, sebagaimana hal itu mengandung berbagai macam kesyirikan lainnya, misalnya mengagungkan para pembesar jin dan meminta bantuan kepada mereka dan lain sebagainya.

Dengan syarat, tukang sihir tersebut -mudah-mudahan Allah melaknatnya tidak boleh dalam keadaan suci, baik dalam kondisi junub maupun memakai pakaian bernajis dan lain sebagainya.

Setelah selesai membaca mantra maka akan muncul di hadapannya bayangan berbentuk anjing atau ular atau bentuk lainnya, lalu si penyihir itu akan menyuruhnya melakukan apa saja yang dia inginkan. Tetapi terkadang tidak muncul apa-apa di hadapannya, tetapi dia hanya mendengar suara. Dan terkadang dia tidak mendengar suara apa-apa tetapi dia mengikat benda bekas dipakai dari seseorang yang hendak disihir, seperti, rambut, atau potongan baju yang pernah dipakainya yang masih berbau keringat dan lain sebagainya. Dan setelah itu, si penyihir akan memerintahkan jin untuk melakukan apa yang dia mau.


Dari pengkajian terhadap cara ini, maka tampak jelas hal-hal berikut:
[1]. Jin itu lebih mengutamakan ruangan yang gelap.
[2]. Jin menikmati (menyantap) bau sesajen yang dihidangkan, yang tidak disebut nama Allah padanya.
[3]. Merupakan bentuk kesyirikan yang jelas dan nyata dalam cara ini adalah bersumpah atas nama jin dan meminta pertolongan kepada mereka.
[4]. Jin itu mengutamakan najis dan syaitan mendekati najis.


KEDUA : CARA ADZ-DZABH [MEMOTONG SEMBELIHAN]
Menurut cara ini, si tukang sihir akan membawa burung, ayam, merpati, atau yang lainnya dengan ciri-ciri tertentu sesuai dengan permintaan jin, hewan itu adalah yang berwarna hitam pekat, karena jin lebih menyenangi warna hitam. [2]. Kemudian, dia menyembelihnya dengan tidak meyebut nama Allah atasnya. Terkadang si penderita akan diolesi darah binatang itu dan terkadang juga tidak. Selanjutnya, dia melemparnya ke puing-puing bangunan, sumur, atau tempat-tempat kosong yang seringkali menjadi tempat jin. Dan pada saat melempar, dia tidak menyebut nama Allah. Setelah itu dia kembali pulang ke rumah, lalu membaca mantra yang berbau syirik, dan selanjutnya menyuruh jin untuk melakukan apa saja yang dia inginkan.

Kesyirikan yang terkandung pada cara kedua ini terfokus pada dua hal, yaitu:

[1]. Menurut kesepakatan para ulama, baik salaf maupun khalaf, menyembelih binatang untuk dipersembahkan kepada jin adalah sesuatu yang haram, bahkan ia merupakan perbuatan syirik mutlak, Karena binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah sama sekali tidak boleh dimakan oleh orang muslim, apalagi melakukannya. Akan tetapi bersamaan dengan itu, orang-orang bodoh disetiap zaman dan tempat akan terus melakukan perbuatan keji tersebut.

Yahya bin Yahya pernah berkata, Wahab pernah berkata kepada saya, beberapa orang penguasa mengambil kesimpulan adanya mata air dan bermaksud mengalirkannya. Untuk hal itu mereka menyembelih binatang untuk dipersembahkan kepada jin agar jin-jin itu tidak menyumbat aliran air tersebut.
Lalu dia memberikan makan kepada beberapa orang dengan sembelihan itu.

Selanjutnya berita tersebut terdengar oleh Ibnu Syihab az-Zuhri, maka dia berkata: “Sesungguhnya mereka telah menyembelih apa yang tidak dihalalkan dan memberi makan orang-orang dengan apa yang tidak dihalalkan bagi mereka. Rasulullah SAW sendiri telah melarang makan sembelihan yang disembelih untuk dipersembahakan kepada jin.[3]

Dalam kitab Shahih Muslim juga disebutkan sebuah hadits dari ‘Ali bin Abi Thalib ra, dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Allah melaknat orang yang menyembelih binatang untuk selain Allah".


IsLaM ThE WaY oF LiFe...

Tiada ulasan: